Sunday, February 8, 2015

Pendakian

Kepada pendar sinar yang merasuk ke ruang melalui celah dan lubang
Pendaki menemukan puncak tanpa bisa pulang

Kepada siang yang penuh perjuangan dan akal-akalan kenikmatan
Peluh berjatuhan, mendaki dalam rintihan

Kepada sore yang memagut surya kembali ke lini horizontal
Menggiring terang yang semula bernafas dalam tapal

Kepada petang yang sunyi dan layu dimakan suram
Pendaki bernyanyi nyaring tapi hatinya diam

Sehari, semoga kabut menghilang
Mengantar pendaki kembali ke dataran terang

Sebelum terperosok lagi ke terjalan pasir penuh asa
Tak satupun yang nyata dan berwujud rasa

Ada hampa yang mengakar, memecahkan batuan dibantu tetes air konstan
Kalut, sendirian