Aku merajut siklus yang (ternyata) (sebenarnya) (baru aku sadari) membuatku menjadi bukan diriku sendiri. Sebut saja jebakan Batman part sepuluh berhadiah ilusi. Jebakan yang kubuat sendiri. Bodoh? Kurasa tidak, aku secara sadar melakukannya, namun mungkin dengan setengah hati. Mau tidak mau, aku mencoba mendengar, menyediakan waktu dan telinga. Mimpi, angan, saran, wejangan, semuanya ada. Ah, rupanya siklus itu memang istimewa dan hampir sempurna, tidak baik jika aku meninggalkannya, setidaknya itu kata mereka. Dengan segala macam pertimbangan, aku harus tetap berada disana. Zona nyaman, begitulah kira-kira.
Orang-orang itu tampak memberiku balon kebebasan, namun senyum mereka menampakkan guratan asa yang tidak boleh buyar, dan seketika itu pula keberanianku memudar. Waktu berlalu. Aku masih menjadi pendengar yang terpaku. Aku hanya tidak mau menyakiti orang-orang yang bermimpi untukku. Namun, hey, sepertinya aku bahkan melupakan mimpiku sendiri.
Ergh... Sejak kapan realita berbaur rasa jadi ironi?
Aku mau lari.
No comments:
Post a Comment