Kepada pendar sinar yang merasuk ke ruang melalui celah dan
lubang
Pendaki menemukan puncak tanpa bisa pulang
Kepada siang yang penuh perjuangan dan akal-akalan
kenikmatan
Peluh berjatuhan, mendaki dalam rintihan
Kepada sore yang memagut surya kembali ke lini horizontal
Menggiring terang yang semula bernafas dalam tapal
Kepada petang yang sunyi dan layu dimakan suram
Pendaki bernyanyi nyaring tapi hatinya diam
Sehari, semoga kabut menghilang
Mengantar pendaki kembali ke dataran terang
Sebelum terperosok lagi ke terjalan pasir penuh asa
Tak satupun yang nyata dan berwujud rasa
Ada hampa yang mengakar, memecahkan batuan dibantu tetes air
konstan
Kalut, sendirian
No comments:
Post a Comment