Monday, June 18, 2018

Aku Tidak Pernah Menulis Untukmu


Membuka, menyisir satu persatu siapa yang usai membaca barisan kalimat yang kutata. Dengan bodohnya, aku selalu berharap kamu membaca di detik aku menanggalkan isi pikiranku dengan tinta yang mengotori ujung jariku. Memang, bukan tulisan untukmu atau tentangmu, tapi aku selalu berharap: kamu membacanya.

Aku tidak pernah menulis untukmu, sebagaimana kamu tidak pernah menyelami kemurnian yang ada di tiap-tiap ciptaan. Sebagaimana pertanyaan-pertanyaanku yang akan terus mengambang, tentang manisnya isi bumi namun dengan manusia-manusia getir yang tidak pula membangunkan dirimu. Memang, terkadang kita perlu mengubur diri sendiri dalam-dalam, mengunyah kekhawatiran kita sendiri, perlahan. Oh, aku bahkan tidak pernah mengenalimu ketika kita sedang berbicara.

Aku tidak pernah menulis untukmu, sebagaimana kamu mencoba mematahkan keyakinan yang tidak kamu yakini. Kebenaranmu selalu menjadi subjektivitas mutlak yang kamu terapkan pada hal apapun. Manusia-manusia dengan beban peluh di punggung mereka yang masing-masing berbeda tidak juga mematahkan tingginya kebenaranmu, megahnya nilai-nilai maha segalamu. Kamu tidak pernah mempelajari relativitas pilihan-pilihan yang aku nikmati sebagai bagian dari perayaan hidup, kamu bahkan meludahinya. Aku masih menyimpan ludah itu di ujung sepatuku. Ia tidak juga mengering setelah sekian waktu.

Aku tidak pernah menulis untukmu, sebagaimana kamu tidak pernah memainkan dentingan piano paling jujur untuk dirimu (apalagi untukku). Nada-nada dan nafas tidak pernah memburumu untuk berbuat sesuatu. Entah, mungkin sekian persen darahmu sudah membatu. Sampai akhirnya tidak pernah ada ingatan akan kita yang membaca nada bersama, dengan aku yang menjadi diriku dan kamu yang menjadi dirimu. Tidak pernah ada.

Setelah sekian perjalanan melelahkan, aku berani menyimpulkan: usaha memberikan batasan ketika puncak keinginan sudah berada di tangan.

Tangan-tangan yang pernah menggamit lengan.

Kulihat, tangan-tangan itu penuh.

(dan tanganku kosong)

No comments:

Post a Comment